Category: Blog

  • Tren Marketing 2024 : Strategi dan Contohnya!

    Tren Marketing 2024 : Strategi dan Contohnya!

    Tahun 2023 sudah mau berakhir, berbagai trend marketing yang efektif di 2023 pun sudah mulai terbaca dan terangkum alurnya. Sebagai seorang marketer, kita harus bisa membaca serta mempelajari berbagai trend yang ada agar kita bisa mendapatkan strategi marketing yang paling efektif dan dapat kita aplikasikan untuk brand Anda.

    Mungkin sudah saatnya Anda mengevaluasi, apakah strategi marketing yang selama ini Anda gunakan masih efektif atau sudah ketinggalan jaman. Agar bisa lebih mudah menganalisanya, berikut kami spill beberapa referensi tren marketing 2023 yang aktif digunakan terutama di Indonesia yang mungkin bisa kamu aplikasikan di tahun 2024!

    1. User Generated Content

    Yang pertama adalah User Generated Content atau (UGC), yaitu konten yang diciptakan sendiri oleh konsumen atau follower brand Anda. Biasanya, konten-konten sejenis ini dibuat dalam rangka membalas/merespon konten brand yang melakukan challenge atau giveaway. Rata-rata konten yang dibuat diantaranya review produk atau konten hiburan dengan format foto dan video. Hadiah yang ditawarkan bisa berupa produk, kupon, potongan harga, dan sejenisnya.

    UGC adalah salah satu strategi marketing yang patut diperhatikan. Audiens mengatakan bahwa UGC mempengaruhi keputusan mereka dalam menilai suatu brand. Hal ini karena UGC dapat meningkatkan interaksi serta nilai kedekatan antara brand dengan para audiens.

    2. Pengumpulan Data Konsumen

    Tren selanjutnya berkaitan erat dengan bagaimana cara brand memperoleh dan mengumpulkan data konsumen. Kini, semua orang semakin peduli dan sadar akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi. padahal big data merupakan salah satu bagian yang dibutuhkan oleh brand untuk menentukan keputusan bisnis. 

    Maka dari itu, para pelaku usaha diprediksi akan semakin giat melakukan strategi marketing yang variatif dan kreatif dalam menjaring data untuk kebutuhan perusahaan, baik melalui, form, survei , maupun approach langsung ke customer

    3. Hyper Personalization

    Anda pasti paham bahwa personalisasi adalah suatu keharusan ketika membangun strategi marketing agar kampanye Anda bisa menjangkau audiens yang tepat. Namun, ternyata ada cara lain untuk membuat konten Anda dapat menjangkau audiens yang jauh lebih relevan dengan kebutuhan dan minat mereka. Misalnya, Anda dapat menggunakan fitur hyper-personalization di beberapa platform yang Anda miliki, fitur tersebut akan merekomendasikan berdasarkan riwayat pencarian pengguna.

    Hyper-personalization ini dapat Anda lihat contohnya pada tiktok, di mana mereka akan merekomendasikan video berdasarkan riwayat video yang sering kita tonton. Jika Anda sering melihat video tutorial masak, maka yang akan muncul di beranda Anda kebanyakan adalah video tutorial memasak. 

    Baca juga : Google EEAT: Definisi & Fungsinya untuk SEO

    4. Konten Video

    Konten video marketing termasuk ke dalam marketing trends yang cukup populer di tahun 2023. Karena, konsumsi video di perangkat mobile terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan penggunaan sosial media yang semakin aktif dilakukan serta platform sosial media yang semakin beragam. Anda bisa mulai aktif melancarkan strategi marketing di Facebook dan Instagram. Selain itu, Anda juga bisa melakukannya di TikTok!

    Anda bisa mulai membuat konten dengan melihat tren yang sedang berkembang, contohnya konten tutorial memasak, konten hiburan seperti sketsa komedi, atau review produk brand Anda. Target audiens juga cenderung lebih tertarik untuk berinteraksi dengan konten yang berbentuk video.

    Diperkirakan tren ini akan tetap efektif jika digunakan sebagai strategi marketing untuk berbagai platform di tahun depan.

    5. Internet of Things

    Internet of Things (IoT) merupakan istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan konsep terhubungnya berbagai perangkat dengan internet. Contohnya seperti smartwatch dan smartphone

    Salah satu titik balik meningkatnya tren penggunaan IoT adalah perkembangan teknologi 5G. Teknologi ini didesain untuk menghubungkan berbagai perangkat dengan koneksi yang lebih cepat dan lebih bisa diandalkan.

    Dengan pesatnya perkembangan IoT, strategi digital marketing pun bisa bergeser. Dari yang awalnya hanya terbatas perangkat smartphone dan laptop saja, sekarang bisa juga di aplikasikan ke perangkat lain. Di masa yang akan datang, diprediksi bahwa semakin banyak iklan atau layanan di perangkat-perangkat yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

     

    Semoga pembahasan di atas bisa menginspirasi Anda kedepannya. Untuk menjalankan berbagai prediksi strategi marketing diatas, Anda membutuhkan staff yang ahli . jika anda membutuhkan tim marketing tanpa perlu mempekerjakan staf baru, Anda bisa menggunakan jasa agency yang berpengalaman, seperti dLogic. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

     

  • Tips Rebranding Produk Skincare

    Tips Rebranding Produk Skincare

    Rebranding adalah salah satu strategi untuk memperbarui identitas sebuah brand sesuai dengan tujuan dari perkembangan bisnis itu sendiri. Seperti yang sudah kita bahas di artikel sebelumnya, branding adalah salah satu aset terpenting dalam sebuah brand. Keputusan customer sangat dipengaruhi oleh kekuatan dari branding, dalam artian bagaimana sebuah brand dapat memenuhi kebutuhan, menjadi solusi dari masalah, dan memiliki nilai-nilai yang terhubung dengan customer. 

    Brand skincare terutama produk lokal semakin banyak hadir untuk bersaing dengan brand ternama lainnya. Tak jarang kita temukan beberapa brand skincare yang melakukan rebranding produknya, entah dari formula, packaging, atau bahkan value dari brandnya. Maka dari itu, pada artikel ini kita akan membahas terkait rebranding pada produk skincare, mulai dari alasan untuk melakukan rebranding serta tips untuk melakukannya. 

    Baca Juga : Google EEAT : Definisi & Fungsinya untuk SEO

    Definisi 

    Rebranding adalah salah satu strategi dalam bisnis yang dilakukan untuk mengubah atau memperbarui identitas dari sebuah brand, sesuai dengan tujuan-tujuan dari bisnis tersebut. Strategi rebranding yang dimaksud bisa mencakup perubahan image, konsep, filosofi, logo, hingga desain packaging brand tersebut. 

    Rebranding pada produk skincare adalah strategi yang dilakukan untuk mengubah atau memperbarui identitas dari brand skincare, sehingga lebih sesuai dengan tujuan dari pengembangan brand tersebut. 

     

    Alasan dilakukannya Rebranding 

    1. Ekspansi pasar 

    Ketika produk skincare Anda telah dikenal sampai ke luar Indonesia, mungkin ini saatnya bagi Anda untuk melakukan ekspansi pasar dan melakukan rebranding. Perhatikan dan pastikan kembali produk Anda mempunyai nama, dan tagline yang dapat dimengerti oleh pasar yang lebih luas. 

    2. Memperbaiki reputasi 

    Seiring berjalannya bisnis, tentunya tidak akan berjalan dengan mudah setiap waktu. Adakalanya bisnis memiliki masalah yang berpengaruh pada reputasi brand. Agar brand tidak tenggelam dan ditinggal pasar, salah satu solusinya adalah dengan melakukan rebranding. Rebranding dapat mengembalikan kepercayaan konsumen bahwa brand telah berupaya untuk memperbaiki keadaan dan menjaga kepercayaan konsumen kembali. 

    Namun, satu hal yang perlu diingat adalah rebranding bukan dilakukan untuk menghilangkan reputasi yang buruk saja, namun juga sebagai bukti pada konsumen bahwa pelayanan atau produk akan menjadi jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. 

    3. Memperjelas identitas 

    Identitas brand berperan dalam menunjukkan kredibilitas brand. Konsumen cenderung akan membeli brand yang memiliki elemen seperti logo, tipografi, dan pemilihan warna yang jelas dan tidak memberikan kesan yang rumit serta membingungkan. Sebagai contoh, bagaimana caranya Anda dapat membuat logo yang merepresentasikan brand dan sesuai dengan nilai-nilai pada brand. 

    4. Modernisasi 

    Modernisasi disini dilakukan ketika brand sudah ketinggalan zaman yang dapat dilihat dari tampilan visual yang kuno. Seiring berkembangnya zaman, banyak brand yang bertrasformasi dengan logo atau packaging yang lebih sederhana namun tetap catchy, dan memberikan kenyamanan. 

     

    Elemen-elemen yang di Rebranding 

    1. Produk 

    Produk yang dilakukan rebranding meliputi tampilan visual, seperti kemasan, penambahan fitur, atau formula dari produk.

    2. Logo

    Rebranding logo dilakukan ketika logo kurang menarik, tidak mencerminkan image dari brand, penggunaan warna yang tidak sesuai, dan tidak nyaman dipandang. Jika terdapat kemiripan logo dengan brand yang lain juga menjadi alasan untuk dilakukan rebranding, karena jika tidak, dapat menimbulkan masalah hukum di kemudian hari. Oleh karena itu, dalam pembuatan logo, Anda perlu memerhatikan filosofinya, bentuk, warna, tipografi, hingga HAKI. 

    3. Tagline 

    Tagline biasa disebut juga sebagai slogan, atau senjata yang bisa menarik perhatian konsumen, agar mereka selalu mengingat brand. Hal ini biasanya berbentuk kalimat yang singkat dan berisi pesan yang kuat, serta menjadi pembeda dengan brand lainnya.

     

    Tips Rebranding Produk Skincare 

    1. Ketahui terlebih dahulu alasan yang kuat

    Rebranding tidak dapat dilakukan dengan asal tanpa ‘strong why’. Anda perlu mengetahui alasan mengapa Anda ingin melakukannya, entah itu untuk mengungguli dari pesaing atau alasan lain. 

    2. Memilih rebranding total atau parsial?

    Langkah selanjutnya yaitu memilih apakah brand Anda ingin melakukan rebranding secara total atau parsial. Rebranding parsial adalah rebranding yang dilakukan hanya sebagian saja, seperti perubahan logo aau tagline. Selain itu, rebranding total adalah perubahan brand secara menyeluruh yang mencakup brand identity, seperti konsep, value, visi dan misi. 

    3. Melakukan riset mendalam terkait pasar dan kompetitor 

    Anda tidak bisa hanya mengandalkan perspektif internal, Anda juga perlu melakukan riset pasar untuk mencari tahu apa yang konsumen butuhkan, bagaimana perilaku pembelian mereka, dan seperti apa karakteristiknya. Selanjutnya, Anda melakukan riset kompetitor. Anda perlu tahu apa kelebihan dan kekurangan kompetitor, siapa target konsumennya, bagaimana mereka menenangkan hati konsumen, serta bagaimana strategi pemasarannya. 

    4. Tetapkan positioning 

    Anda perlu memikirkan kesan seperti apa yang ingin Anda ciptakan di benak konsumen? Apakah brand skincare yang non-comedogenic? Brand skincare yang terjangkau? 

    Positioning ini bertujuan agar produk mendapatkan posisi yang lebih unggul dibenak konsumen, dibandingkan dengan kompetitor yang lain.

    5. Kenalkan wajah baru brand Anda

    Memperkenalkan wajah brand Anda yang baru bertujuan agar tidak menimbulkan kebingungan. Anda perlu memperbarui website dan media sosial bahwa brand Anda sudah hadir kembali dengan keunggulan yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya. 

    Perlu diingat bahwa kunci sukses dari branding adalah hubungan emosional yang terjaga dengan konsumen. 

    6. Memanfaatkan peran influencer  

    Influencer memiliki pengaruh yang besar untuk membangun kepercayaan audiens. Influencer juga dapat menjangkau target pasar yang lebih luas. 

     

    Itu dia pembahasan mengenai rebranding produk skincare beserta tipsnya. Apabila Anda masih memiliki kebingungan, mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan branding consultant. Seorang branding consultant bisa membantu Anda untuk memecahkan masalah dan membimbing Anda pada pilihan yang tepat untuk brand Anda. Tertarik untuk menghubungi branding consultant? 

  • Google EEAT: Definisi & Fungsinya untuk SEO

    Google EEAT: Definisi & Fungsinya untuk SEO

    Google EEAT adalah salah satu kriteria yang digunakan dalam menilai website. Kriteria ini diatur dalam Search Quality Rater Guidelines yang diterbitkan oleh Google.

    Untuk meningkatkan kualitas hasil pencarian, maka website Anda perlu memenuhi kriteria EEAT. Bagaimana penilaian berdasarkan kriteria EEAT itu dan mengapa kriteria ini penting untuk SEO? Simak penjelasan di bawah ini.

    Apa Itu Google EEAT?

    EEAT adalah kependekan dari Experience, Expertise, Authoritativeness, dan Trustworthiness. 

    Experience: komponen yang menilai seberapa besar pengalaman yang dimiliki penulis terkait topik yang dia bahas.

    Expertise: komponen yang menilai sejauh mana penulis menguasai topik yang dia bahas.

    Authoritativeness: komponen yang menilai apakah konten berasal dari sumber terpercaya dan berwenang.

    Trust: komponen yang mempertimbangkan apakah website akurat dan terpercaya.

    Google menilai, apakah konten yang ada di dalam website berasal dari seseorang yang berpengalaman, memiliki kemampuan, ahli, dan terpercaya di topik atau bidangnya.

    Kriteria EEAT sebenarnya tidak berpengaruh secara langsung pada ranking website dalam hasil pencarian. Namun, kriteria ini menjadi indikator untuk mengevaluasi kualitas dan relevansi website pada hasil pencarian. 

    Lalu, apa pentingnya EEAT bagi SEO?

    Mengapa Google EEAT Itu Penting?

    Aspek Experience pada EEAT adalah komponen yang baru ditambahkan oleh Google. Ini berarti, Google lebih menghargai pengalaman langsung pada topik yang dibahas di halaman website daripada konten yang berasal dari pengalaman pihak kedua atau ketiga. 

    Hal ini penting karena banyak pengguna yang ingin mengetahui informasi langsung sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang atau menggunakan layanan tertentu.

    Hal ini juga menyiratkan bahwa Google lebih mengapresiasi jika penulis memahami dan menguasai topik yang mereka tulis. 

    Contohnya, ketika Anda menulis ulasan laptop Asus, maka seharusnya Anda benar-benar menggunakan produk tersebut untuk dapat memberikan ulasan secara lengkap dan akurat. Contoh lainnya, ketika Anda menulis tentang hotel terbaik di Jawa Tengah, pastikan Anda menulis ulasan berdasarkan pengalaman Anda berkunjung ke sana.

    Berdasarkan contoh di atas, pengguna tentu akan lebih mempercayai tulisan penulis yang berpengalaman daripada penulis yang belum pernah mengalami atau merasakannya.

    Selain menambahkan Experience, Google juga menekankan bahwa komponen Trust adalah komponen terpenting dari EEAT. Menurut Google, pengalaman, kemampuan, dan keahlian akan mendukung penilaian Trust pada suatu website.

    Berikut cara memastikan website Anda telah memenuhi EEAT.

    Baca juga: Content Pillar: Definisi dan Cara Membuatnya

    Bagaimana Google Rater Mengevaluasi EEAT?

    Google memiliki pedoman untuk mengevaluasi EEAT. Mereka mengkategorikan website ke dalam 4 kelompok berdasarkan nilai EEAT terendah hingga tertinggi.

    Lowest EEAT

    Google akan mengelompokkan website ke dalam lowest EEAT atau EEAT terendah apabila penulis atau website tidak ahli dan memiliki reputasi negatif sehingga tidak dapat dipercaya.

    Lacking EEAT

    Website akan mendapatkan lacking EEAT atau EEAT rendah meskipun reputasinya baik, apabila:

    • Penulis atau website tidak memiliki pengalaman memadai dalam topik yang dia tulis.
    • Penulis atau website tidak memiliki kemampuan terkait topik yang dia bahas.
    • Penulis atau website bukanlah ahli yang berwenang dan bisa dipercaya dalam memberikan informasi.
    • Website tidak dapat dipercaya karena tujuannya tidak jelas dan informasi dalam website kurang memadai.

    High level of EEAT

    Website akan masuk kategori high level of EEAT atau EEAT tinggi bila membagikan pengalaman berharga yang bermanfaat untuk pengguna. Forum pada website juga dapat membuat nilai EEAT tinggi karena melibatkan pengguna yang berbagi pengalaman sehingga website bisa dipercaya.

    Very High Level of EEAT

    Website akan mendapatkan nilai very high level of EEAT atau EEAT tertinggi apabila:

    • Penulis atau website adalah sumber terpercaya yang unik
    • Penulis atau website memiliki segudang pengalaman
    • Penulis atau website memiliki keahlian tinggi dan menjadi sumber terpercaya di internet.

    Kesimpulan

    Membuat konten website yang sesuai dengan kriteria EEAT sangat penting. Meskipun tidak memengaruhi ranking SEO secara langsung, namun website yang memiliki EEAT tinggi akan dianggap sebagai website yang informatif dan relevan. Nilai EEAT yang tinggi juga akan membuat website muncul dalam hasil pencarian.

    Itulah penjelasan mengenai Google EEAT, fungsi, dan cara penilaiannya. Meningkatkan performa website dengan SEO memang tidak mudah. Oleh karena itu, Anda membutuhkan seseorang yang ahli dan memahami pedoman terbaru SEO. 

    Apabila Anda menginginkan tim SEO tanpa perlu mempekerjakan staf baru, Anda bisa menggunakan jasa agency yang berpengalaman, seperti dLogic. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

  • KOL dan Influencer, Lebih Baik Mana?

    KOL dan Influencer, Lebih Baik Mana?

    Banyak digital marketer menggunakan jasa KOL dan Influencer untuk mendukung pengembangan bisnis. Keduanya sesama memiliki peran penting dalam menyebarluaskan dan merubah perspektif seseorang, namun memiliki beberapa perbedaan yang perlu Anda ketahui. 

    Tahukah Anda bahwa pengguna internet di Indonesia sebanyak 77% dari total populasi? Laporan lain mengatakan bahwa masyarakat Indonesia mengakses internet dengan rerata durasi selama 7 jam 42 menit dalam sehari. Hal ini tentu membuat keputusan para konsumen sangat dipengaruhi oleh adanya internet, terutama media sosial dan orang-orang yang berpengaruh didalamnya, dalam artikel ini adalah KOL dan Influencer. Lalu, apa perbedaan antara keduanya? Mana yang lebih efektif untuk menarik target market dan potensi leads? 

    Artikel ini akan membahas lebih lanjut terkait perbedaan dari KOL dan Influencer serta mengajak Anda untuk memilih mana yang lebih baik dan cocok berdasarkan kebutuhan Anda. 

     

    Apa Itu KOL dan Apa itu Influencer? 

    Key Opinion Leader atau KOL adalah seseorang yang memiliki keahlian spesifik dalam bidang tertentu, sehingga opininya didengarkan dan diikuti oleh orang-orang karena didasari fakta dan bukti yang akurat. Oleh karena itu, seorang KOL dalam konteks marketing dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian atau transaksi. 

    Sedangkan influencer adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengikutnya untuk melakukan suatu tindakan tertentu atau membeli suatu produk/jasa. Influencer dikenal memiliki banyak pengikut di media sosial dan membangun citra dirinya melalui media sosial tersebut. Lantas, apa perbedaan dari keduanya? 

     

    Perbedaan KOL dan Influencer 

    Perbedaan antara keduanya akan dijelaskan pada tabel berikut : 

     

    KOL  Influencer 
    Kredibilitas Memiliki kredibilitas yang tinggi karena memiliki keahlian dan pengetahuan yang tinggi dalam bidangnya  Kredibilitasnya datang dari personal branding yang sengaja dibangun melalui konten di media sosial 
    Ruang Lingkup Pekerjaan  Memiliki profesi tertentu dikehidupannya, yang digeluti sebagai pekerjaan sehari-hari Belum tentu menggeluti profesi khusus sebelumnya
    Pemanfaatan Media  Lebih sering berinteraksi di dunia nyata dan tidak menjadikan media sosial sebagai alat komunikasi utama Menjadikan media sosial untuk berinteraksi bersama pengikutnya 
    Aktivitas di Media Sosial 
    • Tidak terlalu sering memposting di media sosial 
    • Aktivitas di media sosial dan konten hanya sebagai pelengkap
    • Tidak mementingkan jumlah pengikut 
    • Memposting berbagai konten di media sosial dengan frekuensi yang sering
    • Sangat memerhatikan kualitas konten karena memengaruhi jumlah pengikut 
    • Sangat mementingkan jumlah pengikut

     

    Lebih Baik Mana? 

    Berdasarkan penjelasan diatas, dapat Anda simpulkan bahwa baik KOL dan Influencer memiliki kelebihannya masing-masing. Kembali lagi pada tujuan utama pada brand  yang ingin Anda capai, apakah untuk menaikkan brand awareness atau menguatkan value dan trust dari brand Anda. 

    Jika Anda ingin memfokuskan pada brand awareness, Anda bisa mempertimbangkan menggunakan jasa influencer. Tetapi jika Anda ingin memfokuskan pada brand value dan brand trust, Anda bisa menggunakan jasa KOL. 

    Sekian penjelasan terkait perbedaan antara KOL dengan Influencer. Sekarang jadi paham ya kalau pemilihan antara KOL dan influencer ini perlu dihubungkan dengan tujuan brand? 

    Jika Anda membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan permasalahan pada brand, Anda bisa mempertimbangkan untuk mengkonsultasikannya pada branding agency. Branding agency bisa membantu Anda untuk mengatasi permasalahan brand dan menentukan strategi apa yang cocok untuk brand Anda. 

    Let’s unlock your brand with us! 💡

  • Psikologi Warna pada Branding

    Psikologi Warna pada Branding

    Apakah Anda setuju kalau preferensi warna mempengaruhi keputusan pembelian suatu barang? Hal ini ada teorinya, yang biasa disebut dengan psikologi warna. Pemilihan warna pada suatu brand bukan hanya sekadar warna, namun menjadi identitas dari brand Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas terkait psikologi warna dan memberikan contoh warna beserta artinya. 

    Baca juga : Consumer Insight : Manfaat, Cara, dan Contohnya

    Apa itu Psikologi Warna pada Branding? 

    Psikologi warna adalah studi yang mempelajari bagaimana warna dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku. Pada branding dan marketing, studi ini memfokuskan bagaimana sebuah warna dapat memengaruhi persepsi konsumen pada suatu brand dan apakah warna tersebut bisa memengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. 

    Warna yang akan digunakan untuk brand Anda, mulai dari desain brosur hinga logo perusahaan, tidak hanya didasarkan pada estetika saja. Anda perlu melakukan riset terkait beragam warna beserta persepsi paling umum yang dimiliki warna tersebut. Selain meriset arti setiap warna dari perspektif psikologi, Anda juga perlu mempelajari bagaimana target pasar Anda akan merespon warna tersebut. 

     

    Kenapa Pemilihan Warna Penting? 

    Pemilihan warna pada brand itu penting sebagai pembeda dengan brand kompetitor. Selain itu, warna menjadi salah satu alat identitas produk kepada masyarakat. Masyarakat jadi lebih mudah untuk mengingat dan mengenali suatu brand melalui warna yang ada pada logo. Misalnya, ketika melihat warna merah pada usaha kuliner, Anda langsung meng-interpretasikan kalau kuliner tersebut didominasi oleh makanan pedas. 

     

    Contoh Warna dan Artinya 

    1. Merah 

    Dari persepsi psikologi warna dan desain, warna merah digambarkan sebagai warna yang sangat kuat, menarik, dan mendesak. Warna merah bisa menarik perhatian orang dan dapat merangsang seseorang untuk membuat keputusan yang cepat. Oleh karena itu, biasanya warna merah digunakan oleh marketer sebagai warna promosi seperti “klik disini”, “beli sekarang”, “promo besar-besaran”. 

    2. Kuning 

    Biasanya, warna kuning menggambarkan perasaan yang ceria, bahagia, optimis, dan bisa pula menjadi sinyal peringatan dalam konteks tertentu. Karenanya, sering diterapkan pada produk yang menargetkan anak-anak, karena warna ini memberikan kesan ceria dan bahagia. 

    3. Hijau 

    Menurut psikologi warna, warna hijau adalah salah satu warna yang paling mudah diproses mata karena melambangkan gagasan tentang kemajuan dan ketenangan. Warna ini cocok digunakan untuk Anda yang ingin membangun brand dengan citra alami, organik, atau sehat. 

    4. Biru 

    Warna biru menggambarkan kejelasan, keberhasilan, tenang, dan damai. Oleh karena itu banyak brand memilih warna biru untuk membuat customer merasa aman dan terlindungi. Namun, jika penempatan warna biru yang kurang tepat bisa menggambarkan kesedihan dan depresi. Oleh karena itu perlu untuk mengkombinasikan warna biru dengan warna-warna lain. 

    5. Ungu 

    Ungu gelap sering dikaitkan dengan royalty dan kemewahan, sedangkan ungu yang lebih cerah cenderung romantis dan emosional. Biasanya sering menjadi pilihan warna untuk brand yang menggambarkan feminim. 

    6. Putih 

    Warna putih melambangkan kesederhanaan, ketenangan, dan pengembangan diri. Warna putih cocok untuk background website yang menggunakan warna teks hitam atau warna gelap lainnya. 

     

    Itulah pembahasan terkait psikologi warna beserta contohnya. Jadi, sekarang sudah mengerti ya kalau warna pada suatu brand itu gak asal pilih? Nah, kalau Anda masih bingung memilih warna yang cocok untuk brand Anda, Anda bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan branding strategist. Branding strategist bisa membantu Anda untuk memilih warna yang tepat untuk brand Anda. Tertarik untuk berkonsultasi dengan branding strategist? Anda bisa hubungi kami sekarang ya~ 

     

    Let’s unlock your brand with us! 💡

  • Consumer Insight: Manfaat, Cara, dan Contohnya

    Consumer Insight: Manfaat, Cara, dan Contohnya

    Agar bisnis Anda bisa berkembang dan sukses, penting untuk menyusun strategi untuk meningkatkan loyalitas dan kepuasan konsumen. Salah satu caranya adalah dengan menemukan consumer insight. Anda harus memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis tindakan konsumen untuk menemukan insight yang tepat.

    Apa itu consumer insight dan bagaimana cara menemukannya? Mari simak penjelasannya di bawah ini.

    Apa Itu Consumer Insight?

    Consumer insight adalah wawasan terkait motivasi mendasar yang mendorong seseorang untuk bertindak. Insight dapat ditemukan dari pengamatan mendalam terhadap perilaku manusia. Anda dapat menggunakan alat bantu seperti seperti survei konsumen, data, atau ulasan untuk melakukan pengamatan. Insight dapat membantu Anda untuk mengembangkan produk dan mengubah sistem layanan pelanggan menjadi lebih baik.

    Mengapa Consumer Insight Penting?

    Saat ini, jumlah konsumen semakin bertambah dan berkembang dengan pesat sehingga tren konsumsi massal bergeser menjadi tren baru yang lebih personal. Personalisasi menjadi penting dan value tidak hanya didapatkan dari penjualan, tapi juga dari ekosistem informasi, layanan, pengalaman, dan penyelesaian keluhan. 

    Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami kehidupan pelanggan untuk menciptakan value baru bagi mereka. Di sinilah consumer insight berperan penting untuk menciptakan value dan membentuk keterikatan antara produk dan pelanggan.

    Adapun manfaat dari consumer insight antara lain:

    1. Pelanggan lebih setia terhadap produk Anda.
    2. Anda dapat meningkatkan kualitas produk.
    3. Anda dapat menargetkan pelanggan potensial.
    4. Produk Anda lebih beda dari kompetitor.

    3 Hal Yang Bukan Merupakan Consumer Insight

    Banyak perusahaan yang sering salah dalam memahami consumer insight. Alhasil, perusahaan tidak menarik simpati konsumen dan gagal untuk membangun keterikatan. 

    Berikut beberapa hal yang sering diduga sebagai insight.

    Consumer Insight Bukan Hanya Soal Data

    Data memiliki berbagai macam bentuk. Namun bila tidak diolah, maka Anda tidak dapat menemukan consumer insight di dalamnya. Untuk dapat menganalisis data, Anda perlu berpikir secara holistik dan intens. Berhati-hati untuk tidak menyimpulkan hasil secara cepat. Untuk mendapatkan insight, Anda perlu berpikir secara multidimensi.

    Consumer Insight Tidak Langsung Didapatkan dari Pengamatan

    Kekuatan observasi memang penting untuk menemukan consumer insight. Namun, insight tidak bisa didapatkan hanya dalam sekali pengamatan karena pengamatan tidak mengungkapkan secara langsung motivasi dan alasan konsumen melakukan suatu tindakan. Oleh karena itu, pengamatan dan analisis mendalam diperlukan.

    Consumer Insight Bukan Keinginan Atau Kebutuhan Pelanggan

    Consumer insight adalah sesuatu yang tersirat dan hanya bisa ditemukan lewat analisis mendalam. Bila Anda mendengar keinginan atau kebutuhan konsumen, Anda perlu menggali lebih dalam, apa yang menjadi motivasi dan alasan dibalik keinginan atau kebutuhan tersebut. Bila Anda hanya mendengarkan keinginan dan kebutuhan pelanggan, tanpa menggali motivasi mereka, Anda tidak akan menemukan insight berbobot dan tidak dapat menemukan keunikan bila dibandingkan dengan kompetitor lain.

    Cara Menemukan Consumer Insight

    Setelah mengetahui definisi dan manfaatnya, berikut adalah beberapa langkah untuk menemukan insight yang berbobot.

    1. Tetapkan Konteks

    Untuk membuat pernyataan consumer insight, Anda perlu menetapkan konteks. Konteks terdiri dari penjelasan latar belakang secara sederhana dan jelas. Jabarkan pengamatan sederhana tentang bagaimana orang berperilaku dalam setiap situasi, apa yang mereka pikirkan dan rasakan, dan yang terpenting, apa yang mereka coba capai.

    2. Temukan Keresahan Pelanggan

    Setelah menyusun konteks, Anda perlu mencari tahu, apa yang menjadi hambatan dan masalah pelanggan untuk mencapai keinginan atau kebutuhan mereka. Nantinya, Anda perlu mengkomunikasikan hal tersebut dengan emosi kuat yang menyiratkan ketegangan serta ketidaknyamanan. Hal ini akan membangun ikatan antara pelanggan dan produk atau layanan Anda. 

    3. Temukan Alasan dan Motivasi

    Selain menemukan keresahan, Anda juga perlu menemukan alasan dan motivasi pelanggan dalam melakukan suatu tindakan. Carilah keresahan dalam 4 aspek utama, yaitu fisiologis, emosional, kognitif, dan lingkungan. Temukan rasa frustasi yang menyelimuti konsumen sehingga Anda dapat menemukan faktor inti motivasi.

    4. Bayangkan Situasi Ideal

    Setelah merumuskan konteks, keresahan, dan motivasi pelanggan, bayangkan situasi akhir yang ideal dan diinginkan oleh konsumen Anda. Kuncinya adalah dengan mengkomunikasikan sebuah solusi agar pelanggan mendapatkan pengalaman yang dia impikan.

    Baca juga: Campaign Marketing : Strategi Penting untuk Bisnis Anda

    Contoh Consumer Insight

    Apple Inc.

    Saat akan meluncurkan iMac, karyawan dibuat kewalahan karena Steve Jobs berencana untuk membuat iMac dengan 4 warna. Steve Jobs mengungkapkan bahwa warna yang berbeda merefleksikan kepribadian yang berbeda dan ini menjadi cara untuk pelanggan mengekspresikan diri mereka.

    Hal ini tentu menuai pro dan kontra karena bertentangan dengan strategi konvensional. Namun, campaign ini sukses berkat tagline iklan “SORRY No Beige Think Different”.

    Dari Apple Inc., kita belajar bahwa insight bisa didapatkan melalui riset kualitatif yang melibatkan usaha membangun empati untuk memahami perspektif pelanggan. 

    Kodak

    Seiring berkembangnya zaman, Kodak memutuskan untuk masuk dalam pemasaran kamera digital. Namun, Kodak menemukan suatu anomali.

    Pada era kamera analog, 75% foto diambil oleh wanita karena wanita menjadi salah satu orang yang berperan menyimpan kenangan keluarga. Namun saat era kamera digital, jumlah foto yang diambil oleh perempuan lebih sedikit. Mengapa hal ini terjadi?

    Kodak memutuskan untuk menggali anomali ini lebih dalam dan menemukan 3 masalah yang dihadapi oleh wanita saat menggunakan kamera digital, yaitu pertama, ia selalu menemukan baterai kameranya mati saat akan menggunakannya. Kedua, ia tidak tahu cara menggunakan kamera digital karena terlalu banyak tombol dan fitur. Ketiga, ia tidak tahu cara memindahkan foto ke komputer dan internet.

    Berangkat dari situ, Kodak melakukan improvisasi pada produk dan membuat kamera digitalnya menjadi lebih mudah digunakan dan diakses.

    Dari Kodak kita belajar bahwa insight juga dapat ditemukan dari suatu anomali.

     

    Itu dia penjelasan terkait consumer insight, cara menemukan, hingga contohnya. Semoga, dengan menemukan consumer insight, bisnis Anda bisa berkembang dan bersaing untuk menarik loyalitas pelanggan.

    Menemukan insight memang memerlukan usaha dan riset yang sangat panjang. Tak menutup kemungkinan, Anda bisa berhenti di tengah jalan karena mengalami kebuntuan. Apabila hal ini terjadi, Anda perlu mencari perspektif lain.

    Perspektif lain bisa ditemukan bila Anda menghubungi branding agency yang berpengalaman dalam menemukan insight, seperti dLogic. Konsultasikan masalah Anda dengan menghubungi dLogic sekarang!

  • Content Pillar : Definisi dan Cara Membuatnya

    Content Pillar : Definisi dan Cara Membuatnya

    Content pillar adalah istilah yang sudah tidak asing bagi para social media specialist, social media marketer, atau content creator. Mungkin Anda baru mendengar istilah content pillar, atau sering mendengar namun tidak mengetahui content pillar sebenarnya itu apa. Artikel ini akan menjadi panduan Anda untuk memahami content pillar dan lingkupnya. 

    Ketika Anda ingin membangun branding bisnis melalui media sosial, pasti Anda akan mengerjakan banyak hal, mulai dari mencari ide, eksekusi konten hingga mengevaluasinya. Lalu bagaimana caranya agar Anda tetap konsisten membuat konten tanpa merasa kewalahan? Jawabannya adalah dengan membuat content pillar. Content pillar akan membuat konten social media Anda menjadi lebih terstruktur, dikategorikan, dan ditargetkan dengan jelas. 

    Definisi  

    Content pillar merupakan kumpulan topik utama dari social media Anda yang terdiri atas 3 sampai 5 topik dan menjadi pondasi keseluruhan dari strategi konten dalam social media Anda. Terlepas dari topik utama apapun yang Anda pilih, topik utama untuk content pillar tersebut harus sejalur dengan value, tujuan, dan positioning dari brand Anda. Content pillar ini membantu Anda agar konten yang dibuat dapat konsisten serta relevan dengan target audiens Anda. 

    Baca juga : Strategi Marketing yang penting untuk bisnis Anda!

    Mengapa Social Media Anda Perlu Content Pillar? 

    Ada beberapa poin penting dari content pillar untuk social media marketing Anda. 

    1. Konten lebih terorganisir 

    Dengan adanya content pillar, Anda dapat membuat berbagai topik utama yang sesuai dengan brand Anda. Terdapat berbagai topik utama dengan tema yang berbeda dapat mengorganisir konten Anda agar tidak out of topic dari brand Anda. 

    2. Dapat menargetkan audiens tertentu 

    Content pillar ini berfungsi sebagai panduan untuk membuat konten yang spesifik sesuai dengan target audiens Anda. Jadi, dengan adanya content pillar ini, Anda bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat dari target audiens Anda. 

    3. Ide yang lebih terstruktur 

    Adanya topik utama dari content pillar memudahkan Anda untuk mencari ide konten karena topik yang ditentukan sudah di tetapkan.

     

    Cara Membuat Content Pillar untuk Social Media 

    Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebelum membuat content pillar untuk social media Anda. 

    1. Tentukan persona audiens 

    Hal utama yang harus dilakukan sebelum membuat content pillar adalah Anda harus menentukan persona dari target audiens Anda. Kenapa demikian? Karena tiap generasi memiliki perbedaan tertentu sehingga pendekatan marketingnya pun juga akan berbeda. Anda harus menentukan persona audiens Anda seperti apa, apa yang mereka sukai, apa yang sedang mereka cari, apa yang mereka butuhkan, dll. Jika Anda sudah mengetahui persona dari audiens, Anda bisa membuat konten lebih mudah dan tujuan dari konten Anda dapat tersampaikan untuk audiens Anda. 

    2. Analisis social media yang ingin digunakan 

    Anda perlu menganalisis dan membuat riset terkait platform social media apa yang ingin Anda gunakan. Jika Anda sudah mendapat jawabannya, Anda bisa mengetahui tipe konten seperti apa yang cocok, apa tren yang sedang naik, dan apa yang bisa dikembangkan pada platform tersebut. 

    3. Buat hashtags untuk mengatur audiens Anda 

    Cara lain untuk menentukan kategori konten Anda adalah dengan mengatur cara Anda menangani audiens Anda. Hashtag tertentu dapat berbicara kepada followers Anda untuk menonjolkan rasa kebersamaan yang lebih kuat. 

    4. Analisa kompetitor 

    Cara lain untuk membuat content pillar adalah melihat apa yang kompetitor Anda buat. Anda bisa mencari 3 hingga 5 kompetitor dan menganalisa social media mereka untuk melihat konten seperti apa yang baiknya diupload pada industri atau bidang yang sama. 

    Dari analisa tersebut, Anda bisa memfokuskan pada konten yang mendapat engagement paling banyak dan mencari gap antara konten tersebut dengan yang hendak Anda buat. Cara ini bisa memunculkan ide konten yang akan diminati oleh audiens Anda. 

    5. Buat content calendar 

    Content calendar ini berfungsi sebagai gambaran konten minggu ke minggu yang berisikan : 

    • Konten apa saja yang akan Anda posting 
    • Audiens mana yang menjadi target Anda 
    • Platform social media apa yang ingin Anda gunakan 

    Contoh Content Pillar untuk Social Media 

    Berikut ini adalah beberapa contoh dari content pillar social media yang bisa Anda pertimbangkan : 

    1. Promotional 

    Konten promosi bertujuan agar followers tertarik membeli produk/layanan yang Anda tawarkan. Pada konten ini, Anda bisa menunjukkan kelebihan dari produk/jasa yang Anda tawarkan. 

    2. Entertainment 

    Konten jenis ini contohnya cerita lucu, meme, atau sketsa yang relatable agar lebih bisa diminati oleh followers Anda. Anda juga bisa membuat konten kuis atau giveaway untuk meningkatkan engagement ke followers. 

    3. Educational 

    Pada konten ini, Anda bisa memberikan konten edukasi seperti funfacts atau tips and tricks yang relevan dengan produk atau jasa yang Anda tawarkan. 

     

    Itu dia pembahasan terkait content pillar pada social media beserta contohnya. Semoga artikel ini dapat membantu Anda yang ingin membuat content pillar ya! 

    Jika Anda kesulitan untuk membuat content pillar atau yang berkaitan dengan social media management, Anda dapat mengkonsultasikannya dengan dLogic. Kami akan membantu Anda dalam mengatasi masalah dan menggali potensi dari brand Anda! 

     

    Let’s unlock your brand with us!💡

  • Apa Itu Rebranding? Manfaat dan Cara Melakukannya

    Apa Itu Rebranding? Manfaat dan Cara Melakukannya

    Rebranding adalah suatu strategi pemasaran di mana perusahaan melakukan perubahan pada logo, nama, konsep, hingga desain merek yang sudah ada. Perubahan ini bertujuan agar merek terlihat lebih segar dan baru sehingga dapat mengubah citra mereka serta mendapatkan kembali kepercayaan dari target market.

    Namun, tak jarang juga perubahan yang dilakukan justru tidak berhasil. Oleh karena itu, kapan sebaiknya kita melakukan rebranding dan bagaimana cara melakukannya dengan sukses? Mari simak penjelasannya pada artikel berikut. 

    Definisi Rebranding

    Rebranding adalah proses perubahan pada identitas merek agar merek dapat dikenal secara berbeda oleh target market. Identitas merek yang dimaksud terdiri dari nama, desain, logo, dan lain-lain. 

    Beberapa poin penting yang wajib diingat untuk lebih memahami proses rebranding di antaranya adalah:

    1. Rebranding dilakukan pada merek yang sebelumnya sudah ada.
    2. Tujuannya bukan untuk menciptakan merek baru, melainkan penyegaran pada merek yang sudah ada agar dapat bersaing di pasar.
    3. Rebranding tidak hanya fokus pada visual merek, tapi juga berfokus pada operasi internal yang menjalankan merek.

    Mengapa Rebranding Penting?

    Tidak jarang merek gagal dalam menarik perhatian customer akibat kesalahan dalam desain logo, warna, nama, atau karena memiliki visi misi yang kurang jelas. Selain itu, dunia terus berkembang sehingga perusahaan perlu melakukan perubahan untuk menarik customer baru. Hal ini bisa dicapai apabila perusahaan melakukan rebranding.

    Anda bisa mendesain ulang logo dan nama, serta menetapkan visi dan misi yang lebih baik untuk mendapatkan manfaat, seperti:

    1. Mendapatkan Target Audiens yang Baru
    2. Merek Lebih Up-To-Date dan Relevan
    3. Meningkatkan Perhatian Audiens pada Merek
    4. Meningkatkan Ranking di Google
    5. Kerja Sama Tim yang Lebih Efisien

    Baca juga: Branding 101: Arti, Tujuan, hingga Urgensinya. 

    Kapan Rebranding Dibutuhkan?

    Meskipun rebranding memiliki banyak keuntungan, namun strategi ini sangat rumit dan beresiko. Banyak brand, bahkan brand besar seperti Uber, gagal menjalankan strategi rebranding. Oleh karena itu, dibutuhkan alasan dan waktu yang tepat, jika Anda ingin melakukannya.

    Penjualan mandek dan usaha meningkatkan brand awareness yang tidak membuahkan hasil bukanlah alasan tepat untuk melakukan rebranding. Adapun faktor-faktor tepat untuk melakukan rebranding antara lain:

    1. Perubahan Tren Pasar
    2. Memperbaiki Reputasi Perusahaan
    3. Perusahaan Melakukan Merger
    4. Ingin Go International
    5. Ada Pergantian Kepemimpinan

    Cara Melakukan Rebranding

    Untuk melakukan rebranding, Anda perlu menentukan terlebih dahulu jenis rebranding yang ingin Anda lakukan. Ada rebranding parsial dan total.

    Rebranding parsial adalah strategi yang digunakan apabila Anda memutuskan untuk menambahkan sesuatu yang baru pada brand Anda sekarang, tanpa mengubahnya secara total. Penambahan ini dibutuhkan, misalnya pada logo brand yang ketinggalan zaman atau adanya perubahan pada objektivitas bisnis Anda. 

    Rebranding total adalah strategi yang digunakan apabila perusahaan dihadapkan pada perubahan besar seperti merger, pergantian kepemimpinan, dan lain-lain sehingga perusahaan harus mengubah identitas brand, visi, misi, dan nilai. 

    Setelah menentukan jenis yang ingin dilakukan, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

    1. Tetapkan Target Audiens

    Lakukan riset untuk memahami target audiens Anda, strategi yang dilakukan kompetitor, serta apa yang membuat brand Anda unik dan membedakannya dengan kompetitor. Riset mendalam yang melibatkan analisis data dan fokus grup memungkinkan Anda menyadari apakah target audiens dan kompetitor sudah sesuai dengan perkiraan Anda. 

    Identifikasi pelanggan yang benar-benar membeli produk Anda dan preferensi mereka, lalu bandingkan dengan target pasar yang Anda tetapkan sebelumnya. Anda akan menemukan perbedaan mencolok dari keduanya. Itulah mengapa Anda perlu menetapkan kembali target pasar yang benar-benar sesuai agar rebranding bisa relevan dengan pelanggan Anda.

    2. Pikirkan Ulang Visi, Misi, dan Nilai

    Setiap perusahaan memiliki 3 elemen utama yang perlu dievaluasi, yaitu visi, misi, dan nilai. 

    Visi adalah sesuatu yang mencerminkan arah brand dan tindakan yang perlu diambil perusahaan. Dalam rebranding, sangat penting untuk menetapkan visi yang jelas agar karyawan Anda bisa bergerak ke arah yang benar dan dapat membuat keputusan yang sesuai.

    Misi adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan Anda. Misi bagaikan peta bagi perjalanan bisnis. Oleh karena itu, jika misi Anda berubah, maka pesan yang ingin Anda sampaikan pada brand juga perlu berubah.

    Nilai mencerminkan upaya perusahaan mencapai visi dan komitmennya terhadap misi. Dalam rebranding, Anda perlu mencerminkan nilai baru untuk menunjukkan fokus utama Anda.

    Untuk mengubah komponen di atas, Anda juga perlu mempertimbangkan cara mengkomunikasikannya pada audiens, mulai dari bahasa, nada, dan suara yang harus sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

    3. Pertimbangkan Ulang Nama Perusahaan

    Apabila perusahaan Anda merger, maka perubahan nama perusahaan diperlukan dan merupakan langkah riskan karena dapat mengurangi kesadaran audiens terhadap merek dan traffic organik. Oleh karena itu, pastikan Anda telah memiliki rencana untuk memulihkan kedua hal tersebut.

    Jangan mengganti nama apabila masih sejalan dengan visi, misi, dan nilai perusahaan. Namun, jika tidak cocok, pilihlah nama yang mudah dieja, menarik, dan dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan.

    4. Revisi Slogan Brand Anda

    Saat melakukan revisi pada slogan, Anda perlu menggantinya dengan slogan yang dapat mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan. Ada banyak brand terkenal yang memiliki slogan menarik, seperti “I’m Lovin’It” dari McDonald’s atau “Just do it” dari Nike. 

    Anda bisa buat slogan yang berisi ajakan, claim, metafora, dan menggunakan bahasa yang puitis. Tips lainnya adalah buat slogan yang pendek, simpel, dan jelas. Selain itu, gunakan keunikan brand Anda dan konsisten dalam menerapkan slogan ini.

    5. Desain Ulang Identitas Brand

    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain kembali identitas brand. Anda harus mengubah logo, bentuk, warna, hingga guidelines. 

    Dalam mendesain ulang logo, Anda perlu membuat logo yang simpel dan menonjol sehingga mudah dikenali. Pastikan bentuk logo dapat diaplikasikan ke semua channel komunikasi yang Anda miliki. Buatlah logo yang dapat menyokong visi, misi, dan nilai yang ingin Anda bawa. 

    Untuk warnanya, Anda bisa menggunakan warna yang menyegarkan mata dan cocok dengan citra brand. Buat juga color palette yang akan digunakan. Pastikan warna brand dalam bentuk digital dan saat dicetak nanti sama.

    Contoh Rebranding

    Rebranding adalah salah satu langkah besar yang diambil oleh perusahaan. Namun, bila kita mengimplementasikannya dengan benar, strategi ini justru akan membantu menumbuhkan bisnis. 

    Berikut beberapa brand terkenal yang sukses melaksanakan rebranding.

    Airbnb

    Ilustrasi logo airbnb sebelum dan sesudah rebranding

    Siapa yang tidak mengenal Airbnb? Salah satu perusahaan terkenal yang menyediakan layanan homestay ini ternyata pernah melakukan rebranding. 

    Airbnb melakukan perubahan mencolok yang dapat dilihat dari logonya. Bentuk, warna, hingga font yang digunakan berubah. 

    Awalnya, perombakan ini tidak diterima dengan baik. Namun, bentuk logo yang kini lebih simpel dan mencolok membuat perubahan yang dijalankan berhasil.

    Starbucks

    Ilustrasi logo starbucks sebelum dan sesudah rebranding

    Contoh rebranding lainnya datang dari perusahaan kedai kopi, Starbucks. Starbucks menjadi salah satu brand yang sering sekali melakukan perubahan pada logonya.  

    Perubahan terbaru pada logo Starbucks adalah penghapusan pada kata “Starbucks Coffee” yang kemudian membuat ikon mermaid Starbucks jadi menonjol.

     

    Itu tadi penjelasan mengenai apa itu rebranding, manfaat, serta cara melakukannya. Semoga dengan artikel ini, Anda dapat mengimplementasikan rebranding pada bisnis dengan baik.

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, melakukan rebranding adalah keputusan rumit yang perlu direncanakan dengan matang melalui analisis data dan fokus grup. Apabila Anda tidak memiliki sumber daya untuk melakukan rebranding, Anda bisa mengkonsultasikannya dengan dLogic.

    dLogic adalah brand agency yang dapat membantu Anda dalam menemukan brand positioning yang tepat. Kami dapat membantu Anda dalam menganalisis medan sebelum merilis brand. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.